Ngomongin: Jagain Culture / Habit Squad itu Sulit

Consensus is Important, but It will be trapping you if you are not persistent

Pandhu Wibowo
3 min readAug 18, 2023

Hi, kenalin saya Pandhu. Saya seorang Software Engineer. Saya suka ngomongin perihal yang aneh aja di mata saya. Mungkin orang akan sebel dengan saya, dengan idealisme saya, tapi itulah saya.

Topik kali ini seru, penuh pertimbangan, dan juga bisa jadi back-fire, sesuai judul yang kamu baca, menjaga culture di squad itu sulit.

Source: https://medium.com/swlh/building-a-healthy-software-engineering-culture-59183b93389d

Disclaimer: Topik ini cuma berkaitan dengan dunia saya, Software Engineering.

Di dalam squad kamu, minimal lebih dari 2, eventhough itu kamu di dalamnya, POVnya mau ini kamu sebagai Lead atau bukan, jadi bukan cuma salah satu saja.

Latar Belakang

Jika kamu bekerja bersama tim, at least squad kecil, kamu mungkin menemukan beberapa hal ini:

  • Reporting sesuka hati,
  • Reporting yang sudah selesai saja,
  • Yang monitoring development cuma satu stakeholder saja,
  • Kamu sama temen kamu mengerjakan beda waktu, kamu malam hari, temen kamu sesuai jam kantor,
  • Secara Engineering belum mengikuti best practice yang sudah banyak di share di internet,
  • Atau bahkan Developmentnya sesuka hati masing-masing developernya,
  • Belum menerapkan metode-metode tertentu di dalam SDLC,
  • Sesuka hati melakukan deployment ke production,
  • Dan masih banyak lagi.

Kalau ada diantara itu semua kamu merasakannya, mungkin ini bisa jadi pertimbangan buat kamu ke depannya.

Membuat Consensus / Kesepakatan-kesepakatan

Dari background story di atas, better kamu dan squad mu (Lead, Peer setim, Peer Cross Division, dsb) membuat consensus. Membuat kesepakatan adalah salah satu softskill yang dibutuhkan dalam membangun dan mengembangkan squad atau tim. Dalam membuat consensus perlu dengan otak yang jernih, hati yang dingin (tidak sedang kesel, marah-marah, dsb). Karena kamu seterusnya akan memegang komitmen tersebut. Hal tersebut bisa saja kesepakatan-kesepakatan yang repetitive, yang kemudian hari bisa menjadi aktifitas yang membosankan walaupun hal tersebut penting untuk dilakukan. Namun jika itu bukanlah hal yang termasuk prioritas, dan tidak dilakukan maka untuk beberapa orang itu bisa mempertanyakan integritasmu, sebab kamu tidak melakukan komitmen yang sudah di sepakati bersama.

Selain itu, member yang baru saja bergabung ke dalam squadmu tentu mau tidak mau harus mengikuti consensus yang telah di buat ataupun yang sudah dijalankan. Of course at least orang tersebut harus banyak adaptasi dengan hal itu.

Hal berikutnya setelah komitmen-komitmen tersebut dibuat, tentu hal lainnya adalah konsistensi yang harus dipertahankan. Kalau membuat consensus itu telah disepakati, konsistensi lah yang mengiringi komitmen tersebut. Akan seberapa jauh komitmen itu akan dipegang. Makanya diawal tadi saya sebut, membuat komitmen itu harus dengan otak yang jernih dan hati yang dingin. Karena dampaknya berkelanjutan. Kalau sudah terbiasa, maka akan membentuk culture.

Habit

Bisa terjadinya habit, kalau kamu sudah menerobos segala halang rintangan, salah dua yang bisa menghambat habit ini adalah procrastination atau pun boring, khususnya pada pekerjaan yang repetitive.

Habit yang sudah biasa dilakukan sebaiknya dipertahankan (habit disini yang jelas untuk productivity, best practice, atau seputar itu), kenapa harus dipertahankan ? Karena untuk sulit untuk memulainya lagi dari awal, kalau sudah mulai bolong-bolong. Mungkin ada yang sampai mempengaruhi pekerjaan yang lain, kalau bolong-bolong.

Manfaatnya apa jika kamu menjalankan culture/habit yang sudah disepakati (tentunya jika memang masih relevan ya)

  1. Pekerjaan tertata
  2. Mempunyai standard
  3. Management semakin baik
  4. Learning curve diharapkan semakin cepat adaptasi
  5. Punya benchmark terhadap habit di squad lain, entah di tim yang lain, divisi lain, bahkan kantor lain

Efeknya,

  1. Boring (Jika repetitive)
  2. Kepepet jika timeline sedikit, karena mungkin kalau tanpa mengikuti culture tersebut, mungkin bisa selesai lebih cepat
  3. Muncul procrastination

Menurut saya, membangun culture itu penting dan priority serta perlu bersama-sama di jaga. Tapi tidak mudah.

--

--

Pandhu Wibowo

Assalamu’alaikum. I’m Software Engineer | Tech Enthusiast — Support me on beneteen.com | Follow me : https://www.instagram.com/pandhu.wibowo/